Bagaimana dengan nasib kami yang tidak se indah para penjabat menghadapi Corona ?
Sudah hampir 1 bulan lebih sirine social distancing diarahkan dan penerapan Work From Home untuk sebagian perusahaan besar. Salah satunya kota Jakarta sudah memasuki zona merah dan darurat Covid-19 hal ini tentu menyedihkan bagi seluruh rakyat di Indonesia apalagi yang paling miris adalah para nasib pekerja lepas, toko makanan, dan cafe berubah menjadi tempat kosong tak berpenghuni manusia seperti hari-hari biasanya. Tempat-tempat ramai dan padat pengunjung yang diisi manusia seakan-akan hanyalah kenangan manis yang dapat teringat. Ada rasa pilu dan tangisan dari musibah ini, banyak orang bernasib tidak seberuntung layaknya pejabat kelas atas yang bisa menikmati self quarantine dengan makanan berlimpah dan berleha-leha di rumah. Beberapa orang diluaran sana berbanding 180° dengan kehidupan para pejabat kelas atas tersebut, mereka terus memikirkan hari demi hari untuk mencari sesuap nasi dan uang. Apalagi nasib pekerjaan yang setiap hari harus bertemu konsumen secara langsung harus sirna dengan adanya pandemi ini. Toko-toko seperti kedai makanan, cafe, toko kelontong harus tetap buka dan berjualan agar dapat memenuhi beberapa isi perut keluarganya namun hal ini cukup sulit karena baru-baru ini sudah diterapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang membuat para pemilik toko-toko tersebut harus gigit jari karena tak ada satupun pelanggan/konsumen bersinggah disana. Kapan sembuh bumi ini dengan pandemi virus menyebalkan tersebut? Kami sudah sangat menderita dengan adanya kejadian ini yang membuat pundi2 uang pendapatan perhari dari toko kami sangat turun drastis. Namun adakah solusi pasti dan jalan keluar dari pandemi ini? Sampai kapan toko-toko di luaran harus tutup? Sampai kapan orang-orang yang tidak bernasib beruntung dapat makan dan bekerja kembali dengan layak? Kami rindu keramain, cepatlah pulih dari pandemi virus ini.
Komentar
Posting Komentar